Elsa - Disney's Frozen

Senin, 22 Februari 2016

CERPEN (Cerita Pendek)

"Seperti nyata"
written by owner

               Aku memandang ke bawah, melihat indahnya dunia dari atas sana. Hanya mengambil waktu sekitar 45 menit berada di atas kendaraan melayang yang kusebut pesawat. Aku dan penumpang lain terbang dari Makassar menuju kota Kendari. Pendaratan pun dilakukan sebelumnya sang pramugari mengumumkan bahwa kita akan segera mendarat di Bandara Haluoleo Kendari. Turun dari pesawat kecil berbaling-baling yang awalnya aku khawatir karena pesawat ini lebih kecil dari pesawat biasanya dan takut jika pesawat ini akan diterbangkan angin, aku segera menuju tempat pengambilan barang, tetapi rasa ingin buang air kecilku muncul dan aku pun lari menuju toilet. Toilet ini sedikit aneh, aku sudah berfirasat saat memasukinya, tapi karena aku sangat ingin buang air kecil, aku pun membuang jauh firasat yang aku rasakan itu. Seluruh kamar toilet ternyata sudah diisi, kecuali kamar diujung sana yang tampak seram dan aneh. Aku pun masuk walau aku menyadari bahwa depan kamar toilet itu terdapat tulisan bahwa toilet itu rusak. Tapi saat aku di dalamnya semua propertinya masih bagus dan terlihat baru. Setelah selesai, aku membuka pengunci pintu, tetapi pintunya belum juga terbuka. Aku mengotak-atik pintunya sampai akhirnya terjadi sedikit goncangan. “Gempa bumi?” tanyaku dengan panik. Dari luar terdengar suara kendaraan dan gerakan-gerakan kaki yang begitu banyak. Tentunya aku heran, “Sekira di toilet  ka, kenapa na banyak kendaraan?”. Dengan perlahan aku membuka pintu dan ternyata aku berada di trotoar jalan yang begitu ramai. “Di mana ini dende’?” tanyaku dengan logat khas Makassar. Aku pun menghampiri salah seorang yang duduk di sana. “Permisi, ini di mana ya?” tanyaku dengan seorang wanita berbaju merah. Dia pun berbalik badan ke arahku dan menjawab “You are from Indonesia, right?Katanya dengan bahasa Inggris. “Maaf bu, aku belum begitu mahir berbahasa Inggris. Bisa bahasa Indonesia?” Ucapku dengan bahasa baku. Dengan logat Inggrisnya yang tulen dia menjawab, “Saya bisa, tapi sedikit saja. Sekarang kamu ada di New York”. Seketika aku terdiam dan memandang sekelilingku untuk memastikan aku benar berada di kota yang indah yaitu New York. “Serius, bu?” tanyaku dengan perasaan yang campur aduk antara takut dan bahagia. “Yes. Kamu tersesat?” Tanyanya. “Tidak tahu bu kenapa ka bisa di sini. I don’t know why. Perasaan tadi adaka toilet Bandara. Tapi, bisa ki bantu ka kembali ke Indonesia?” dengan logat Makassarku yang masih belum hilang. “Tunggu sebentar!” dia menarikku duduk di dekatnya, dan berbisik kepadaku, “Nak, saya pernah mendengar tentang toilet yang bisa memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lainnya. Mungkin kamu telah masuk ke toilet itu. Kebetulan saya orang yang meneliti tentang itu.” Ucapnya. “Jadi, saya masuk ke toilet ajaib itu yah bu?” tanyaku memastikan. “Ayo nak, aku ajak kamu ke office-ku, kita akan lakukan interview tentang penelitian ini” ajaknya. Aku dibawa menuju kantor penelitiannya. Aku diajak terlibat dalam penelitiannya dan aku pun tinggal di rumahnya bersama kedua anaknya.
               Di dalam rumah yang besar dan mewah, aku diperkenalkan dengan kedua anaknya. Ternyata Sabrina dan Ariana mahir dalam berbahasa Indonesia, ayahnya yang telah lama meninggal merupakan asli orang Indonesia. Kami bertiga menjadi begitu akrab, kami sering pergi bersama ke tempat-tempat yang indah di New York. Tetapi beberapa hari kemudian, sang kakak Sabrina menjadi jauh dariku. Dia pikir bahwa aku telah merebut kasih sayang ibunya. Karena ibunya juga sering mengajakku pergi ke kantornya.
              

Suatu sore di ruang keluarga, aku diberikan pakaian baru yang cantik oleh ibu Sabrina. “Terima kasih banyak, bu” ucap terima kasihku. “Kok aku nggak dibeliin, mom?” Tanya Sabrina kepada ibunya dengan logat khasnya. “Dia kan nggak bawa baju. She don’t bring anything to here. Jangan iri, Sabrina” Ucapnya. “Kak, nggak boleh gitu. Don’t be like that” Ariana menyambung. “Sudah cukup!! Kalian semua kok jadi belain anak nggak dikenal itu!! Hei, kamu!! Kamu jangan sok dekat dengan kami deh. Kamu kan cuma numpang di sini, ingat itu!” Ucapnya dengan keras. Aku pun merasa bersalah, aku segera menyimpan baju itu kembali, dan membawa tas kecil yang merupakan hartaku satu-satunya dan segera pergi ke luar. Aku pun memanggil taksi. Saat taksi tersebut berbelok ke arah ku, datang mobil truk besar dengan kecepatan tinggi menabrak mobil taksi dan keduanya terlempar hingga aku pun ikut terguling dan tertekan ban truk yang besar. Aku menutup mata sambil berkata, “Inikah akhir?”. Setelah menutup mata beberapa detik, terdengar suara yang mengatakan bahwa kita segera sampai ke Bandara Haluoleo. Aku pun segera membuka mata dan melihat di sekelilingku. Ternyata, aku masih berada di dalam pesawat kecil berbaling-baling tersebut. Akhirnya, aku turun dan pergi ke tempat pengambilan barang, dan ternyata aku merasa ingin buang air kecil sesuai apa yang aku mimpikan tadi. Toilet itu pun juga ternyata memiliki kamar yang rusak di pojok, "Sama seperti mimpiku..". Lalu, aku perlahan membuka pintu kamar toilet itu, tetapi aku langsung teringat dengan apa yang telah aku mimpikan tadi. Akhirnya, aku kembali menutup pintu dan memasuki kamar toilet yang lain.

3 komentar:

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.cc

    BalasHapus